Selasa, 07 Oktober 2014

Blitar


Kabupaten Blitar terletak di kaki lereng Gunung Kelud, Jawa Timur. Daerah Blitar selalu dilanda lahar Gunung Kelud yang meletus secara berkala sejak zaman dulu sampai sekarang. Lahar mengalir ke bawah melalui lembah-lembah, sungai dan membeku menutup permukaan bumi.
Abu yang memancar dari bawah gunung berapi akhirya jatuh di permukaan bumi dan bercampur dengan tanah. Lapisan-lapisan tanah vulkanik daerah Blitar pada hakikatnya merupakan kronologi letusan Gunung Kelud secara kontinyu.
Geologis tanah daerah Blitar berupa tanah vulkanik yang mengandung abu ledakan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur bercampuran tanah liat). Wamanya kelabu kekuning-kuningan. Sifatnya masam, gembur dan peka terhadap erosi Tanah semacam itu disebut tanah regosol yang dapat digunakan untuk penanaman padi,tebu tembakau dan sayur-sayuran. Di samping sawah yang mendominasi pemandangan alam Kabupaten Blitar ditanam pula tembakau di wilayah ini. Tembakau lui sudah ditanam sejak zaman Belanda.
Sungai Brantas mengalir membelah Kabupaten Blitar dan timur ke barat. Di sebelah selatan sungai Brantas (daerah Blitar Selatan) dijumpai tanah grumusol. Tanah ini berupa batuan endapan berkapur di kawasan bukit maupun gunung. Sifatnya basah.
Kabupaten Blitar adalah salah satu daerah kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang secara geografis berada di wilayah selatan. Daya tarik potensi dan kekayaan yang dimiliki Kabupaten Blitar bukan hanya pada sumber daya alam, produksi hasil bumi yang melimpah, hasil-hasil peternakan, perikanan dan deposit hasil tambang yang tersebar di wilayah Blitar selatan, tetapi juga kekayaan budaya serta peninggalan sejarah yang mempunyai nilai adiluhung.

 

IKLIM

Posisi Kabupaten Blitar berada di sebelah selatan garis Khatulistiwa. Tepatnya terletak antara 111o40’-112o10’ Bujur timur dan 7o58’-8o9’5” lintang SeIatan. Kondisi ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Iklim Kabupaten Blitar termasuk tipe C3 apabila dilihat dari rata-rata curah hujan dan bulan-bulan tahun kalender selama tahun 2008. Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain mengikuti perubahan putaran dua iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Satu kenyataan yang dapat kita Iihat sampai saat ini, bahwa betapa pun Kabupaten Blitar sebagai daerah yang kecil dengan segala potensi alam, geografis dan iklim serta kualitas sumber daya manusia yang sedang, ternyata telah mampu tampil ke depan dalam keberhasilan pembangunan. Kemajuan demi kemajuan dan kemenangan demi kemenangan yang telah dicapai daerah ini adalah karena besamya partisipasi, kesadaran dan pengabdian seluruh lapisan masyarakat.
 
LUAS WILAYAH DARATAN DAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
A LUAS WILAYAH DARATAN 1.628,80 km2   B WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
1 Pemukiman I kampung  267,58 km2 1 Kecamatan 22
2 Persawahan 336,12 km2 2 Kelurahan 28
3 Pertanian Tanah Kenng 490,29 km2 3 Desa 220
4 Perkebunan 143,93 km2 4 Dusun 751
5 Kawasan Hutan 325,18 km2 5 Rukum Warga 1.903
6 Tanah tandus / rusak 13,20 km2 6 Rukun Tetangga 6.899
7 Lain-lain 52,50 km2      
 
TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Blitar bagian tengah adalah dataran rendah di lembah sungai Brantas yang mengalir dari timur ke barat. Daerah ini membentang di kecamatan Selorejo, Kesamben, Wlingi, Selopuro, Talun, Garum, Kanigoro, Sutojayan, Kademangan, Sanankulon, Srengat, Ponggok, Wonodadi dan Udanawu.
 
Dataran Rendah

A. Tanah Daratan
(1) Tanah Sawah : 31.706 ha
(2) Tanah LadanglTegal : 44.250 ha
(3) Pekarangan : 34.829 ha
(4) Kolam : 186 ha
(5) Lain-lain : 7.176 ha
 
B. Jalan
Kelas jalan di Kabupaten Blitar terdiri atas:
Jalan provinsi panjangnya 75 km mulai dari wilayah Kecamatan Selorejo. Kesamben, Wlingi, Talun, Garum, Sanankulon, Srengat, Udanawu dan Kademangan. Jalan kabupaten panjangnya 1.400 km yang tersebar di wilayah Kabupaten Blitar. Sedangkan jalan desa tersebar di seluruh pelosok kecamatan di wilayah Kabupaten Blitar. Secara umum,  jalan darat yang membentang hingga pedesaan sudah beraspal dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat. Meski begitu masih ada beberapa jalan desa yang belum beraspal (makadam).
 

C. Sungai
Di wilayah Kabupaten Blitar terdapat sungai Brantas yang mengalir di sepanjang Kecamatan Selorejo, Kesamben, Wlingi, Talun, Sutojayan, Kanigoro, Kademangan, Srengat dengan lebar 50 meter dan kedalaman antara 5-10 meter. Sungai-sungai di Kabupaten Blitar pada musim hujan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan irigasi lahan pertanian. Namun, jika luapan melebihi bahu sungai bisa pula menyebabkan banjir.
Dalam upaya penanggulangan banjir serta tanah longsor, pemerintah telah melakukan reboisasi di wilayah Blitar Selatan serta memperdalam sungai yang ada di Desa Margomulyo Kecamatan Panggungrejo serta Kecamatan Sutojayan.
D. Waduk/Bendungan
Di Kabupaten Blitar terdapat dua bendungan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang menghasiikan listrik dan digunakan untuk mengairi sawah pertanian. Bendungan-bendungan itu adalah:
1 Bendungan Wlingi Raya di Desa Jegu Kecamatan Sutojayan Bendungan ini  dibangun pada bulan  Mei 1972 dan diresmikan Presiden Suharto pada 12 Mei 1977. Luasnya mencapai  3,80 km2 dengan volume 630.000 m3, Waduk ini dapat memproduksi listrik 2 x 27 MW (2 mesin turbin) serta mengairi sawah pertanian seluas 15.132 ha di wilayah Kecamatan Talun, Garum, dan Sutojayan
2 Bendungan Serut, di Dusun Serut Desa Gododeso Kecamatan Kanigoro. Bendungan ini mempunyai luas area 57.770 m2 dan dapat memproduksi listrik 4,5 MW. Selain ¡lu, bendungan ini juga bisa mengaliri lahan pertanian di desa itu serta wilayah Kecamatan Kademangan 
3 Bendungan Lahor di Desa Ngreco Kecamatan Selorejo. Bendungan ini dibangun pada 1977 dan diresmikan Presiden Suharto pada 12 November 1977 dengan tipe “Rock Fill”. Tingginya mencapai 74.00 meter, panjang puncak 443 m, lebar puncak 10 meter. Volume bendungan ini mencapai 1.694.000 m3 sehingga dapat mengairi sawah di Kecamatan Selorejo dan Kesamben.
4 Bendungan Nyunyur di Desa Soso Kecamatan Gandusari. Ini merupakan bendungan untuk pengairan di wilayah Kecamatan Gandusan dan Wiingi. Selain itu, bendungan ini juga digunakan objek wisata.
 
Dataran Tinggi
Dataran tinggi di Kabupaten Blitar bagian selatan membujur dari timur ke  barat. Ini merupakan daerah pegunungan kapur dengan ketinggian 650 m di atas permukaan laut dengan luas 659,85 km2. Juga ada lahan perhutani seluas 34.968 ha yang merupakan daerah hutan jati dan penghasil tambang batu fospat serta kaolin. Ini terdapat di wilayah Kecamatan Wates, Binangun, Panggungrejo, Bakung,  Wonotirto serta bagian selatan Kecamatan Kademangan.
 
KONDISI WILAYAH
Kabupaten Blitar wilayah selatan, utamanya Kecamatan Wonotirto dan Bakung, merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam berupa tanah kaolin dan batu fospat. Kabupaten Blitar bagian utara merupakan daerah lereng Gunung Kelud yang memiliki sumber daya alam berupa pasir.
Di wilayah Kabupaten Blitar bagian utara juga terdapat dataran tinggi dan Gunung Kawi dengan ketinggian 2.625 m di atas permukaan laut. Sedangkan ketinggian lereng Gunung Kelud mencapai 1.731 meter di atas permukaan laut. Daerah itu membentang dari wilayah Kecamatan Nglegok, Garum, Wlingi, Doko, dan Gandusari. Daerah-daerah itu merupakan kawasan perkebunan penghasil kopi, karet, teh, dan cengkih. Luas perkebunannya mencapai 5.764 ha.
 

KECAMATAN DI KABUPATEN BLITAR
 

1 Kecamatan Binangun   9 Kecamatan Ponggok   17 Kecamatan Wlingi
2 Kecamatan Gandusari 10 Kecamatan Sanankulon 18 Kecamatan Wonotirto
3 Kecamatan Garum 11 Kecamatan Srengat 19 Kecamatan Wonodadi
4 Kecamatan Kademangan 12 Kecamatan Selorejo 20 Kecamatan Panggungrejo
5 Kecamatan Kanigoro 13 Kecamatan Sutojayan 21 Kecamatan Doko
6 Kecamatan Kesamben 14 Kecamatan Talun 22 Kecamatan Bakung
7 Kecamatan Nglegok 15 Kecamatan Udanawu    
8 Kecamatan Selopuro 16 Kecamatan Wates    
 
SUMBER DAYA ALAM
Wilayah Kabupaten Blitar memiliki berbagai sumber daya alam, misalnya:
1. Hasil Hutan  : kayujati, pinus, mahoni
2. Perkebunan
3. Peternakan  : ayam, sapi, domba
4. Perikanan
 
PEMBANGUNAN
Berbagai kemudahan perizinan dan iklim investasi (usaha) yang kondusif serta didukung stabilitas sosial politik, merupakan modal ulama dan menjadi jaminan bagi investor serta seluruh masyarakat untuk melibatkan diri dalam pembangunan Kabupaten Blitar.
Kabupaten Blitar tercatat sebagai salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan cukup dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Malang, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang. Sebelah selatan Kabupaten Blitar adalah Samudera Indonesia.
Di Kabupaten Blitar terdapat Sungai Brantas yang membelah daerah ini menjadi dua yaitu kawasan Blitar selatan dan kawasan Blitar ulara. Blitar Selatan terrnasuk daerah yang kurang subur. Ini karena daerah itu merupakan pegunungan berbatu yang batuannya cenderung berkapur sehingga tanahnya tandus dan susah ditanami. Sebaliknya kawasan Blitar Utara, termasuk daerah surplus karena tanahnya subur sehingga banyak tanaman tumbuh dengan  baik. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah di kawasan Blitar Utara adalah Gunung Kelud yang masih aktif dan banyaknya aliran sungai yang memadai. Gunung berapi dan sungai yang lebar berfungsi sebagai sarana penyebaran zat-zat hara yang terkandung dalam material hasil letusan gunung berapi.

 
PERTUMBUHAN SEKTOR UNGGULAN
Dari tahun ke tahun pertumbuhan masing-masing sektor usaha PDRB Kabupaten Blitar menunjukkan tingkat perkembangan bervariasi. Kalau dicermati pertumbuhan sektor pertanian sampai tahun 2008 masih dominan dibandingkan sektor lain, yaitu mencapai 47%. Ini sangat wajar karena Kabupaten Blitar memiliki basis pertanian yang kuat dan didukung oleh kondisi geografis wilayah yang memadai. Berdasarkan kondisi itu, peluang pengembangan sektor pertanian cukup prospektif Namun kalau dominasi sektor pertanian tidak diikuti oleh perkembangan industri pengolahan yang hanya mencapai 2,8% akan menimbulkan ketidakseimbangan yang secara langsung berpengaruh terhadap kinerja peningkatan produksi dan produktifitas. Ini karena terkendala pemasaran akibat kecilnya pasar industri.
Selama ini, sebagian besar hasil pertanian yang dipasarkan ke luar daerah masih dalam bentuk bahan mentah. Sehingga, secara ekonomi nilai tambahnya akan lebih banyak diperoleh daerah lain. iJntuk mengatasi masalah ini, dicarikan terobosan baru dengan Program “Produk Unggulan lndustri Kecamatan” (PUTRI KENCANA)
Program Putri Kencana akan memacu pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan pedesaan Iebih mudah dan maksimal karena ada pengkhususan produk sehingga terjadi integrasi dan sinkronisasi pembinaan termasuk kegiatan pendampingan. Pada intinya substansi dari program ini adalah pemberdayaan segenap potensi daerah sesuai dengan karakteristik, proporsional, sinergis dan sistemik dengan mengadopsi filosofi “one village one product”.
Hakikat produk unggulan industri kecamatan adalah sebagai upaya terencana melalui kerja sama pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat sebagai “subject of interest” dalam pelaksanaan program ini untuk meningkatkan daya saing produk, pertumbuhan ekonomi dan secara akumulatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan. Keberhasilan program ini diharapkan akan mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal yang mampu membuka lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran, serta meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya akan menurunkan angka kemiskinan.
Implementasi program Putri Kencana adalah pemberdayaan masyarakat dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Fokusnya pengembangan produk industri di kecamatan yang diidentifikasi memiliki beberapa permasalahan klasik berkaitan dengan lemahnya permodalan, rendahnya sumberdaya manusia dalam kewirausahaan, Iemahnya kemampuan pemasaran, rendahnya teknologi, dan bahan baku.
Mengingat berbagai keterbatasan itu, diperlukan sinergitas dan seluruh stakeholders baik government stakeholders (GS) atau instansi pemerintah maupun nongoverment stakeholders (NGS) atau sektor swasta yang dapat memberikan akses permodalan dan kemitraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar